KD 3.10. Menganalisis ilmu Fotografi

INDIKATOR PENCAPAIAN

3.10.1 Menggunakan ilmu Fotografi dengan tanggung jawab

3.10.2 Menganalisis ilmu Fotografi dengan komunikatif

APA ITU FOTOGRAFI

Kata Fotografi diambil dari Yunani yaitu kata Fotos yang berarti sinar atau cahaya, dan Grafos yang bararti gambar. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses pembuatan lukisan dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.

  Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).

 Pada umumnya semua hasil karya fotografi dikerjakan dengan kamera, dan kebanyakan kamera memiliki cara kerja yang sama dengan cara kerja mata manusia. Seperti halnya mata, kamera memiliki lensa, dan mengambil pantulan cahaya terhadap suatu objek dan menjadi sebuah image.

  Tetapi, sebuah kamera dapat merekam sebuah image ke dalam sebuah film dan hasilnya tidak hanya bisa dibuat permanen tetapi dapat pula diperbanyak, dan diperlihatkan kepada orang lain. Sedangkan mata, hanya dapat merekam image kedalam memori otak dan tidak bisa dilihat secara langsung kepada orang lain.

  Untuk menghasilkan ukuran cahaya yang tepat untuk menghasilkan bayangan, digunakan bantuan alat ukur lightmeter. Setelah mendapat ukuran cahaya yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur cahaya tersebut dengan mengatur ASA (ISO Speed), diafragma (aperture), dan penggunaan filter.

SEJARAH FOTOGRAFI

Sejarah awal Fotografi  menurut Evin | Global

 Tahukah Anda bahwa prinsip dasar fotografi mulai diamati oleh filsuf Yunani yang terkenal, Aristoteles (384 SM-322 SM). Ia mengamati bahwa bayangan yang menembus sebuah celah kecil ke dinding akan memunculkan citra terbaliK.

 Namun prinsip dasar yang ditemukannya tidak dikembangkan sampai akhirnya pada abad ke-15, dunia seni lukis memperkenalkan konsep obscura. Ini merupakan pengembangan dari temuan seorang Mesir bernama Abu Ali Al-Hasan pada abad ke-11. Alat ini berupa kamar gelap yang diberi lubang di satu sisinya. Lalu perupa akan membuat lukisan dari citra yang terproyeksi di atas kertas.

 Lalu dari prinsip obscura yang menerapkan asas yang sama dengan gejala yang pernah diamati Aristoteles, dikembangkan alat yang bisa menangkap citra cahaya dalam media yang peka cahaya. Media peka cahaya ini mengalami perkembangan pesat pada abad ke-19 yang dikembangkan oleh banyak ahli kimia, penemu dan ahli fisika. Sejak itu, fotografi mengalami perkembangan pula. Sampai akhirnya George Eastman menciptakan kamera praktis pertama yang diproduksi massal (4 September 1888). Kamera ini memuat rol film yang bisa diproses menjadi foto dengan kamera kecil yang ringkas dan mudah dioperasikan yang disebut kamera Kodak.

 Sejak abad ke-20, perkembangan kamera berlanjut semakin pesat, hingga muncullah generasi kamera yang kini kita kenal dari kamera analog sampai kamera digital.

Rangkaian kerja fotografi.

 Hobiis fotografi tentunya bisa membedakan rangkaian kerja dalam fotografi. Walau awam dan pemula sering menyalahtafsirkan, namun predikat fotografer sesungguhnya lebih tepat disandang oleh mereka yang sudah pernah melalui seluruh rangkaian kerja dalam fotografi. Sementara yang hanya menekuni satu bidang kerja seperti memotret saja tentunya lebih tepat disebut sebagai pemotret (jurufoto).

 Rangkaian dalam fotografi meliputi memotret, memproses film, mengolah citra dan mencetak foto. Maka seorang fotografer dituntut untuk memahami asas dan prinsip kerja kamera serta mengoperasikannya, lalu ia juga memahami bagaimana memproses film, mengolah gambar menjadi lebih sempurna sampai mencetak foto dalam lembaran media tertentu.

 Seluruh rangkaian kerja dalam fotografi ini tak jauh berbeda dengan rangkaian kerja seorang pelukis yang mempersiapkan tema, menyiapkan media lukisan, membuat sket, mencampur warna sampai akhirnya proses pengecatan hingga gambar selesai dibuat.

JENIS JENIS FOTOGRAFI

Jika kamu mencintai fotografi dan memiliki kecenderungan untuk melihat-lihat pemandangan indah yang ada di sekitar kamu atau traveling ke tempat-tempat yang indah kemudian mengabadikan foto alam tersebut. kamu pasti tertarik dengan landscape fotografi. Landscape fotografi banyak dicari oleh rumah media. Kamu dapat menemukan karya-karya landscape foto yang keren di “National Geographic”

Genre fotografi yang berfokus pada hewan dan habitat alami mereka disebut fotografi satwa liar. Perilaku hewan di alam liar juga merupakan objek bagi wildlife photography. sebagian foto-foto ini dicetak dalam jurnal dan pemeran. Banyak orang berlatih jenis fotografi ini. Namun bukan hal yang mudah karena selain kamera yang canggih, lensa yang bagus, senter yang kuat, kamu juga membutuhkan kesabaran ekstra untuk membidik foto yang menawan.

Aerial fotografi adalah jenis fotografi di mana foto diambil dari udara dengan menggunakan pesawat, balon udara, parasut atau diambil dari atas gedung pencakar langit. Foto-foto ini memberikan tampilan yang lebih besar dari subjek dan latar belakang.

Ini genre fotografi mengkhususkan diri dalam menangkap momen yang menentukan dalam sebuah acara olahraga.Fotografi oelahraga adalah salah satu jenis fotografi yang sulit, karena membutuhkan banyak latihan dan peralatan yang memadahi.

Salah satu jenis fotografi dengan umur paling tua adalah fotografi potrait. Fotografi potrait adalah segala hal mengenai menangkap suasana hati seseorang dengan penakanan ekspresi. Jenis ini tidak perlu menggunakan model profesional, bisa memotret anggota keluarga. Ada banyak cara untuk membuat hasil foto potrait yang menajubkan.

Fotografi arsitektur adalah fotografi yang berkaitan dengan mengambil foto sebuah struktur rumah atau bangunan dari sudut yang berbeda. Tujuan utama dari fotografi arsitektur adalah untuk menciptakan dampak positif pada pembeli potensial real estate.

Dapat dikatakan bahwa para fotografer pendatang baru memulai karirnya dengan berlatih memotret acara pernikahan atau event fotografi. Tapi hal ini bukan berati bahwa wedding photography tidak memerlukan keterampilan apapun. Apabila sudah terjun dalam wedding fotografi maka harus memiliki kecakapan yang baik soal editing.

Fotografi fashion ialah memotret model dengan pencahayaan yang glamour dan juga selain model fotografer memotret item fashion seperti tas, baju, sepatu, aksesoris, atau make up. Fotografi jenis ini biasanya banyak digunakan dalam dunia periklanan dan majalah fashion.

Fotografi makro adalah jenis fotografi di mana gambar dibidik dengan kisaran lebih dekat untuk menampilkan rincian materi subjek yang ingin ditonjolkan. Subyek yang menarik dari fotografi makro adalah bunga, serangga, teksture dari sweater, atau keranjang.

Fotografi Bayi / keluarga adalah jenis fotografi lain yang populer. Fotografi Bayi / keluarga dilakukan ketika keluarga biasanya baru saja mendapatkan bayi yang baru lahir. Ekspresi berbeda bayi bersama dengan anggota keluarga yang dibidik dalam fotografi jenis ini. Seluruh keluarga datang bersama-sama untuk membekukan satu sesi pemotretan yang dapat dilakukan secara indoor atau outdoor.

Tujuan Fotografi

     Tujuan fotografi bila ditinjau dari bidang dan lapangan penerapan menjadi

Unsur - Unsur Fotografi

Suatu karya fotografi harus diapresiasi dengan cara dideskripsikan dengan unsur-unsur yang terkandung didalamnya, antara lain :


a. Obyek foto (Subject Matter): orang, benda,tempat atau kejadian yang ada didalam fototersebut, serta menyebutkan karakter obyek-obyek tersebut. Misal : gedung tinggi yang monumental, anak-anak yang sedang berlari riang gembira, dll.


b. Bentuk dan teknik


c. Media (Medium) : Deskripsi media dapat mencakup unsur teknis seperi unsur penyinaran, alat bantu penyinaran, alat bantu pemotretan, dsb. Mencakup semua aspek yang turut membangun terciptanya ekspresi si seniman pada karya foto serta dampak yang timbul bagi pelihatnya.


d. Gaya (Style) : adalah menyangkut spirit jaman, gerakan seni, periode waktu, dan faktor geografi yang mempengaruhi seniman dalam membuat karya foto, yang bisa dikenali dari karya foto, teknis pemotretan dan media foto.



Kategori Fotografi

Dari masa ke masa orang membuat kategori fotografi berdasarkan obyek (subject matter) atau bentuknya (form), tetapi dalam perkembangannya sebagai salah satu media komunikasi visual, dirasa perlu membuat suatu kategori baru yang dapat mengakomodasi setiap jenis foto yang ada / dibuat. Kategori yang dibuat harus mencakup seluruh jenis fotografi dari mulai foto seni atau non-seni, foto dokumentasi keluarga sampai foto yang dipamerkan di museum atau galeri. Penggolongan suatu foto ke dalam suatu kategori diperlukan suatu interpretasi awal. Kedudukan foto dalam suatu kategori sangat penting dalam rangka membaca atau menginterpretasi foto tersebut lebih lanjut dalam konteksnya. Kategori baru ini diklasifikasi berdasar pada bagaimana suatu karya foto dibuat dan apa fungsi dari karya foto tersebut (Barret, Terry, 2000, p.54). Menurut Barret kategori fotografi adalah sbb:


a. Foto deskriptif (descriptive photographs).

Foto-foto yang termasuk dalam kategori ini adalah :

Foto-foto jenis ini secara akurat menggambarkan benda (subject matter) yang direpresentasikannya. Contoh foto karya Daniel H. Gould (1971) yang menggambarkanpartikel virus penyebab kanker di bawah mikroskop dengan perbesaran 52.000 kali (lampiran foto A, foto 5). Foto seperti ini memungkinkan dokter melakukan studi atas mekanisme pembentukan penyakit kanker dan menemukan terapi atau pencegahan yang tepat atas penyakit tersebut.


b. Foto yang menjelaskan sesuatu (explanatory photographs).

Foto jenis ini memiliki sifat menjelaskan suatu fenomena, kejadian, yang dapat menjadi bukti visual dari suatu teori ilmiah, baik ilmu fisik maupun ilmu sosial (sosiologi visual dan antropologi visual).

Foto-foto yang termasuk dalam kategori ini biasanya menunjukkan tempat dan waktu spesifik yang dapat menjadi bukti visual yang dapat dilacak kebenarannya. Untuk dapat masuk dalam kategori ini suatu foto harus menunjukkan penjelasan visual yang dapat diverifikasi dalam disiplin ilmu tertentu oleh seorang pakar dalam ilmu tersebut. Contohya Foto karya Harold Edgerton yang menggambarkan foto dirinya memegang balon yang meletus ditembus peluru menunjukkan sifat lintasan proyektil peluru ketika ditembakkan. Dengan foto seperti ini dapat diverifikasi (oleh ahli fisika) bahwa proyektil peluru memiliki kecepatan 15.000 mil/jam dan ketika menumbuk suatu benda keras proyektil peluru dapat pecah menjadi fragmen-fragmen.


c. Foto Interpretasi (Interpretive photographs).

Tidak seperti foto ilmiah yang sangat obyektif, foto interpretasi lebih bersifat simbolik, puitik, fiksi, dramatik dan diinterpretasi secara subyektifpersonal. Foto interpretasi pada umumnya dibuat (making photographs) bersifat hasil kreasi (expansive moments) dan bukan diambil (taking photographs) seperti halnya foto candid atau menemukan momen seperti foto dokumenter-jurnalistik (decisive moments).


d. Foto etik (ethically evaluative photographs).

Kategori ini memuat foto-foto yang memuat aspek-aspek sosial kemasyarakatan yang harus dinilai secara etik. Foto-foto tentang perang dan akibatnya (masalahpengungsi, imigran), penyakit menular yang mematikan (AIDS, SARS, dll.), wabah dan kelaparan, kehidupan kelas bawah (pengemis, anak jalanan, dll.), ketergantungan narkoba, isu-isu etnik-agama-ras seperti karya Carrie Mae Weems, serta perusakan lingkungan, masuk dalam kategori ini. Iklan politik dan propaganda pemerintah serta iklan komersial (baik produk maupun jasa) juga masuk dalam kategori ini. Foto-foto etik ini umumnya juga membawa misi meningkatkan hubungan kemasyarakatan yang dibangun dari kesadaran dan kepedulian akan perbedaan. Selain menggambarkankepincangan sosial, foto-foto etik ini bisa saja menggambarkan sesuatu yang positif, misalnya potret tokoh wanita yang inspirasional (seperti Indira Gandhi, Margaret Tatcher, dll). Kategori ini juga mengakomodasi foto-foto yang menggambarkan kehidupan masyarakat dalam suatu sistem ekonomi-politik tertentu (kapitalis-liberal, sosialis-marxis, dll.).


e. Foto estetik (aesthetically evaluative photographs).

Kategori ini mencakup karya foto yang biasa kita sebut ”foto seni”, fotofoto yang memerlukan tinjauan dan kontemplasi estetik. Foto-foto ini adalah tentang benda sebagai obyek estetik yang difoto dengan cara estetik. Umumnya foto-foto nude tentang studi bentuk tubuh manusia, foto-foto lansekap (alam, kota, atau gabungan bangunan dengan alam) ala Ansel Adams, foto still life, foto jalanan (street photography) ala Henri Cartier-Bresson, foto mosaik, foto eksperimental kamar gelap (alternative processes), masuk dalam kategori ini. Dibandingkan dengan kategori lainnya, foto estetik lebih mengeksplorasi bentuk (form) dan media (medium) daripada obyeknya (subject matter) sendiri (karya Jock Struges dan karya John Coplans). Obyek foto boleh jadi tidak indah seperti contoh foto Richard Misrach yang menggambarkan sapi-sapi yang mati di pinggir jalan bersalju.


f. Foto teori (theoretical photographs).

Kategori ini mencakup foto tentang fotografi, foto tentang seni dan pembuatan karya seni, politik seni, foto tentang film, model representasi, dan teoriteori tentang fotografi. Foto jenis ini biasanya menjadi semacam reproduksi dari suatu karya seni. Apa yang kita kenal sebagai seni konseptual serta fotografi konseptual masuk dalam kategori ini seperti karya Zeke Berman dan Sarah Charlesworth.

TUGAS KLIK DIBAWAH